Ada yang tahu apa itu Teknologi Web 3.0, atau yang biasa disebut Web3? Ada banyak hal yang mungkin Anda ingin ketahui mengenai Web3, tapi Anda terlalu malu bertanya. Pasalnya, semua orang di sekitar Anda sepertinya paham, atau setidaknya tahu mengenai semua ini. Sayangnya, ketika hendak bertanya sekarang, sepertinya sudah terlambat mengakui bahwa Anda belum tahu sama sekali mengenai teknologi ini. Bisa-bisa Anda bisa kehilangan muka kala menanyakannya. Belum lagi perasaan insecure karena depresi dan perasaan FOMO, yang sepertinya terlalu sulit dihadapi sendirian.
Well, jika situasi itu Anda rasakan sekarang, namun tetap penasaran mengetahui apa itu Teknologi Web 3.0 atau Web3 agar bisa tetap up to date dan tidak FOMO, membaca artikel “penuh daging” ini bisa jadi pilihan. Semua hal umum yang ingin Anda ketahui disajikan Deskimo dalam beberapa penjabaran di bawah ini. Bersama, kita bisa berusaha memahami mengenai teknologi ini lebih baik lagi. Jika tidak paham pun juga tidak masalah, bukan begitu?
Apa itu Teknologi Web 3.0?
Pertama, kita hilangkan dulu rasa malu yang Anda rasakan dan jadikan blog Deskimo ini sebagai tempat yang aman untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi ini. Ada alasan tersendiri mengapa Anda begitu bingung dengan semua hal terkait Web3. Pada dasarnya, teknologi ini cukup sederhana untuk dipahami.
Teknologi Web 3.0 sendiri didefinisikan sebagai tahap evolusi selanjutnya dari World Wide Web, atau Web2, user interface yang menyediakan akses ke berbagai hal sepeti dokumen, aplikasi, multimedia di internet. Karena merupakan tahap lanjutan dari Web2, Teknologi Web 3.0 masih dalam proses pengembangan. Jadi, definisinya pun belum disepakati secara luas. Bahkan, penyebutannya pun masih belum mengerucut pada satu istilah, antara Web3 dan Web 3.0.
Namun, yang bisa diperjelas adalah Web3 akan memberikan penekanan kuat pada aplikasi terdesentralisasi, dan mungkin memanfaatkan teknologi berbasis blockchain agar bisa menjangkau lebih luas. Web3 juga akan menggunakan machine learning dan AI, untuk bisa menjadikan web lebih cerdas dan adaptatif.
Lalu, mengapa Web3 menjadi penting?
Jika desentralisasi arsitektur web memberikan sebagian manfaat yang dijanjikan oleh pendukung Web 3.0, hal ini tentunya mengubah secara mendasar cara orang berinteraksi di web. Tidak hanya itu saja, cara perusahaan menghasilkan uang dari barang dan jasa melalui web juga akan berubah.
Saat ini, data pengguna relatif mudah untuk diambil oleh perusahaan-perusahaan teknologi untuk kemudian dijadikan landasan mendapatkan keuntungan melalui monetisasi data. Dengan Web 3.0, perusahaan tersebut akan jauh lebih sulit untuk mendapatkan data-data dari pengguna. Semua pengguna nantinya akan memiliki kendali lebih besar mengenai konten web, dan siapa yang boleh mengakses dan mendapatkan keuntungan dari data personal mereka.
Teknologi Web 3.0 juga penting dalam infrastruktur untuk metaverse, dunia virtual 3D, yang menjadi gambaran digital dari setiap pengguna, yang kemudian disebut avatar, dalam berinteraksi dan melakukan bisnis. Saat ini, sama seperti Web3, metaverse belum eksis. Namun, keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain dalam hal teknis dan tingkat konseptual. Itu berarti, keduanya memungkinkan untuk melakukan merger di masa mendatang.
Bagaimana cara kerja Teknologi Web 3.0?
Mari kita bandingkan cara kerja Web3 dengan teknologi pendahulunya. Di Web 1.0 dan 2.0, HTML menentukan layout dari webpages. Teknologi ini juga akan dijadikan dasar di Web3, tapi bagaimana teknologi tersebut terhubung dengan sumber data dan di mana sumber data tersebut berada mungkin akan berbeda.
Tidak sedikit website dan hampir semua aplikasi di Web 2.0 bergantung pada sejumlah database yang terpusat untuk mengirimkan data dan bisa menggerakkan fungsi pada aplikasi. Di Web 3.0, aplikasi akan menggunakan blockchain yang terdesentralisasi. Teorinya, akan ada cara yang lebih demokratis dalam menciptakan dan menyetujui informasi. Dengan begitu, pengguna bisa memiliki kendali terhadap web dan bagaimana data personal tersebut digunakan.
Hal lain yang membedakan antara Web 2.0 dan 3.0 adalah Web 3.0 akan memberikan AI dan machine learning peran yang lebih besar dalam mengirimkan konten ke tiap pengguna. Sebelumnya pengguna lebih banyak membuat konten untuk dikomsumsi pihak lain. Web 2.0 memungkinkan pengguna untuk memberi kontribusi dan terkadang berkolaborasi untuk konten itu sendiri, sementara Web 3.0 lebih menyerahkan tugas tersebut kepada Semantic Web atau AI. Karena itulah Web 3.0 akan lebih “cerdas” dan responsif karena data secara logis akan lebih terorganisir di struktur Semantic Web. Hasilnya, AI akan lebih cakap dalam memahaminya.
Keuntungan apa yang bisa diperoleh dari Web3?
Bicara mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan Web3 saat ini tidak bisa didefinisikan secara gamblang. Pasalnya, banyak dari komponen Web3 relatif masih baru dan masih dalam tahap pengembangan. Namun demikian, Anda bisa mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini sebagai keuntungan yang bisa didapatkan dari web terdesentralisasi yang dikelola langsung oleh penggunanya.
- Kontrol dan privasi, di mana pengguna akan memiliki kendali dari identitas online dan data dari penyedia
- Transparansi, yang mana Teknologi Web 3.0 bisa lebih transparan dalam hal transaksi dan pengambilan keputusan.
- Tangguh, yang berarti aplikasi yang diproses melalui jaringan yang terdesentralisasi akan memiliki risiko kecil terhadap kegagalan.
- Kecerdasan prediktif dan personalisasi, di mana penggunaan AI dan machine learning akan menjadikan web menjadi lebih responsif buat pengguna.
- Keuangan yang terdesentralisasi, yang berarti Web3 menawarkan kemampuan untuk melakukan transaksi. Aktivitas transaksi yang dimaksud, mulai dari pembelian dan penjualan produk maupun layanan jasa, di antaranya pemberian pinjaman, tanpa membutuhkan persetujuan dari pihak ketiga.
Kapan Teknologi Web 3.0 dirilis?
Well, faktanya Web 3.0 sudah berjalan dengan semua proses pengembangan yang dilakukan. Apalagi teknologi blockchain dan aplikasinya terus berkembang sedemikian rupa menjadi realitas sekarang ini. Berkaca pada masa transisi dari Web 1.0 ke Web 2.0 yang berjalan satu dekade, kira-kira berapa lama teknologi ini bisa diimplementasikan? Well, tak sedikit yang memprediksi Web 3.0 akan sepenuhnya diimplementasikan dan membentuk kembali web dalam waktu relatif dekat.
Beberapa produk Web 3.0 juga sudah membuahkan hasil tersendiri. Penggunaan tokenisasi pada aset web sudah digunakan, konten metaverse yang diciptakan pengguna juga sudah melimpah, penciptaan NFT. Starbucks dan NBA sudah mengaplikasikan teknologi ini, dan masih banyak lagi lainnya. Jangan lupa juga penggunaan cryptocurrency dalam sejumlah transaksi.
Namun begitu, prediksi mengenai kapan Web 3.0 sepenuhnya diaplikasikan secara global masih menjadi tanda tanya besar. Mereka yang optimis dengan perkembangan teknologi ini yakin semua bakal beralih dalam 15 tahun. Analis industri juga berpendapat bahwa dengan inti dari teknologi itu sendiri masih terus dikembangkan dan dibutuhkan waktu untuk pengguna membiasakan diri. Web 3.0 paling tidak bakal siap diaplikasikan setidaknya dalam satu dekade ke depan.
Baca juga: 5 Website Artificial Intelligence Untuk Mendongkrak Produktivitas Pekerjaan Anda
Pertanyaannya kemudian, apakah Anda siap menghadapi Teknologi Web 3.0 yang sudah di depan mata ini?