Hampir setiap orang pernah mengalami stres kerja, baik pengusaha, pekerja kantor, hingga freelancer. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat stres seseorang. Contohnya adalah beban kerja, lingkungan kerja, sistem kerja, dan lain-lain. Stres yang tidak teratasi tentu akan mempengaruhi kinerja Anda dan tentu juga perusahaan. Pengelolaan stres yang berhubungan dengan pekerjaan sangat disarankan. Tujuannya agar Anda mendapatkan kembali kualitas kerja yang baik.
Apa itu stres kerja?
Secara umum stres kerja merupakan wujud dari kelelahan akibat tekanan tinggi dari pekerjaan yang dialami pekerja . Hal itu menyebabkan pekerja tidak dapat bekerja secara optimal. Menurut WHO, stres terkait pekerjaan adalah bentuk “reaksi” ketika seseorang tidak mampu untuk memenuhi sebuah tuntutan atau tekanan kerja. Disatu sisi, selama tuntutan dan tekanan tersebut masih dalam jangkauan pekerja, stres akan jarang sekali terjadi. Cara untuk mendeteksi stres kerja adalah ketika seseorang sulit untuk beristirahat tidur. Pekerjaan menjadi bahan untuk berpikir terus menerus namun tidak mendapatkan solusi.
Penyebab stres kerja di tahun 2022
Banyak yang terjadi di tahun lalu yang berdampak pada pekerja di tahun 2022 ini. Mulai dari PHK secara masif hingga kebangkrutan. Angka kemiskinan di Indonesia sebelum pandemi sejumlah 9.5% dari total penduduk. Menurut MNC Portal Indonesia, angka tersebut naik sebesar 15%-17%. Artinya pekerja harus bertahan sekuat tenaga untuk mempertahankan pekerjaannya. Kondisi tersebut membuat stres yang dihadapi penduduk Indonesia lebih tinggi dari pada sebelum pandemi. Berdasarkan situasi tersebut, penyebab stres pekerja kemudian bertambah. Ada 3 hal yang menjadi penyebab stres baru selama pandemi 2022.
1. Beban kerja yang berlebihan
Dunia kerja diharapkan untuk bergerak cepat dalam pengoperasiannya. Para pekerja yang terbiasa dengan jumlah beban tertentu dibebankan target keberhasilan baru yaitu kecepatan. Baik kecepatan dalam menyelesaikan tugas hingga berkomunikasi. Bagi beberapa pekerja yang tidak memiliki banyak pilihan, harus mengikuti beban kerja tersebut. Jika tidak dapat beradaptasi dengan budaya baru tersebut, tentu akan dengan mudah digantikan.
Tuntutan kerja tersebut tentu menjadi alasan mengapa banyak pekerja yang overwork. Karena selama pandemi pekerjaan sulit didapatkan, terlebih gaji yang pantas, pekerja mulai menormalkan overwork. Bekerja yang berlebih tentu merupakan pemicu utama stres.
2. Tidak tercapainya work-life integration
Work from home sudah tidak lagi menyenangkan di tahun ini. Rasa suntuk terhadap situasi dan distraksi yang berkelanjutan juga berkontribusi dalam penyebab terjadinya stres. Meski begitu, perjalanan ke kantor juga seolah menjadi pemicu stres, karena harus mengeluarkan tenaga dan biaya lebih besar dibanding bekerja di rumah. Work-life integration diharapkan dapat menjadi terobosan baru dalam memecahkan masalah stres kerja namun eksekusinya cukup sulit.
3. Tidak ada rasa aman
Di tengah kondisi yang masih tidak menentu, banyak bisnis yang tidak mampu bertahan. Hal ini mengakibatkan pengurangan gaji karyawan bahkan efisiensi melalui PHK. Banyak target yang harus dikejar membuat perusahaan sangat berorientasi pada hasil. Di saat yang bersamaan, beberapa dari mereka harus meminimalisir budget dan anggaran pekerjanya. Tentu hal ini berdampak langsung kepada gaji dan tunjangan pekerja yang kompetitif antar perusahaan.
Jika Anda kurang beruntung sehingga insentif Anda dipotong, ada banyak kebutuhan yang harus ditekan budgetnya. Sehingga hal itu menurunkan motivasi kerja dan kemudian memicu stres. Stres akibat tidak dapat memenuhi kesejahteraan diri sangat berdampak besar pada kinerja seseorang.
Mengatasi stres kerja di tahun 2022
1. Mencari tahu penyebab stres kerja
Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah menyadari bahwa Anda sedang stres. Memang tidak mudah untuk menyadari hal tersebut karena pikiran Anda sedang tidak baik-baik saja. Sebisa mungkin cari tahu apa kunci utama penyebab stres Anda. Ada 3 cara yang dapat Anda lakukan untuk mencari tahu penyebab stres kerja dan solusinya. .
- 1. Analisa lingkungan kerja
Pertama, lingkungan kerja yang kondusif dan kooperatif. Perlu dipastikan apakah lingkungan kerja Anda kondusif atau terlalu banyak distraksi yang kontraproduktif. Jika memang pemicu stres Anda adalah distraksi, ada baiknya jika Anda mengusulkan hybrid working. Kemudian pilih tempat kerja yang menunjang produktivitas Anda, seperti coworking space. Temukan coworking space terdekat untuk kerja nyaman Anda di Deskimo. Selain membantu Anda fokus dan nyaman, biaya sewanya juga terjangkau. Hanya perlu membayar sesuai durasi penggunaan saja.
- 2. Analisa beban kerja
Kedua, beban kerja yang sesuai dengan kemampuan dan tingkat toleransi Anda. Beban kerja tentu menentukan tingkat stres kerja Anda. Jika beban kerja masih dalam batas toleransi mungkin Anda masih dapat bertahan dengan performa baik. Namun, jika beban kerja sudah melebihi batas toleransi Anda, ada baiknya untuk membicarakannya dengan atasan Anda. Sebuah kejujuran Anda dapat menyelamatkan diri Anda dan juga perusahaan dari kerugian.
2. Diskusikan dengan rekan kerja atau divisi human resource
Dibawah tekanan stres solusi memang sulit muncul. Hal ini disebabkan karena kita sedang tidak rasional untuk berpikir. Oleh karena itu ada baiknya jika Anda membicarakan permasalahan atau perasaan Anda dengan rekan kerja. Hubungan baik dengan rekan kerja tentu membantu tingkat stres yang Anda alami di tempat kerja. Namun jika memang dirasa kurang efektif, coba untuk membicarakannya dengan divisi human resource. Selain dapat melakukan konseling terkait pekerjaan, Anda juga dapat mengusulkan sebuah perubahan.
Apabila dirasa stres masih belum berkurang, ada baiknya Anda mengunjungi psikolog profesional. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi apa yang menjadi pemicu stres Anda. Apakah terkait dengan pekerjaan atau ternyata terkait dengan hal lain. Tujuannya adalah agar tingkat stres Anda teratasi dan dapat mempertahankan kinerja yang baik.
3. Unplug after work
Teknologi membuat kita selalu terkoneksi dengan kolega dan pekerjaan. Terlepas dari keuntungan teknologi komunikasi, ternyata membiasakan kita para pekerja untuk sangat berdekatan dengan pekerjaan meski diluar jam kerja. Kegiatan seperti membalas chat dari atasan saat berada dirumah, membalas email, dan lain-lain. Hal tersebut tentu menggunakan fokus Anda untuk tetap bergerak memikirkan pekerjaan. Artinya Anda tidak benar-benar “unplug” dari pekerjaan Anda. Unplug after work adalah benar-benar melepas hal-hal terkait pekerjaan setelah jam kerja, kecuali hal yang sangat urgent. Kebiasaan ini tentu membuat Anda memiliki waktu lebih untuk beristirahat, bermain dengan teman, atau melakukan hal lain. Sehingga tingkat stres Anda akan lebih relatif rendah dibanding tidak melakukan kebiasaan tersebut.
Stres kerja normal terjadi tapi tetap butuh perhatian
Stres kerja memanglah fenomena yang normal terjadi selama diiringi dengan sebuah penanganan yang tepat. Tidak ada solusi tuntas agar terhindar 100% dari stres kerja. Hal tersebut dikarenakan dinamika antar manusia sangatlah kompleks dan hidup merupakan petualangan tanpa akhir.