Budaya kerja tentu sangat menjadi pertimbangan para pekerja masa kini terutama dalam konsep cara bekerja dan penerapannya. Seringkali ketika banyak orang merasa tidak cocok pada sebuah perusahaan bisa jadi itu adalah indikasi adanya kebiasaan buruk dalam sebuah tim menjalankan perannya. Bagaimana pekerja dapat berbaur dengan perusahaan sangat bergantung pada kebiasaan kerja yang telah terbentuk. Mulai dari kebijakan, konsep cara bekerja, kesejahteraan tim, hingga waktu istirahat, dapat mempengaruhi kesejahteraan pekerja. Sehingga banyak hal dalam dinamika perusahaan bergantung pada hubungan antara pekerja dan perusahaannya.
Budaya kerja itu apa?
Menurut Builtin, budaya kerja adalah sekumpulan nilai, prinsip dan perilaku yang dipraktekkan secara bersama-sama dalam sebuah perusahaan. Artinya, menyelaraskan kesejahteraan perusahaan dan pekerja dalam mencapai tujuan dari perusahaan. Hal ini tercermin dari bagaimana perusahaan memperlakukan pelanggan dan pekerja. Hal tersebut memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan produktivitas kerja, menurunkan angka turnover pekerja dan meningkatkan employee engagement.
Mengapa budaya kerja yang sehat itu wajib dibentuk dan dijaga
Perusahaan sangat bergantung pada pekerjanya, semakin sejahtera sang pekerja akan semakin membawa manfaat bagi perusahaan. Namun hal tersebut akan sulit dicapai apabila perusahaan tidak mewujudkan harmoni antara pekerja dan peraturan yang mengaturnya. Terlebih, hal tersebut membuat employer branding Anda menjadi melemah atau memburuk.
Selain itu, hal tersebut dapat membantu setiap divisi dalam perusahaan tersebut dapat fokus dalam bekerja. Mereka tidak lagi mempersoalkan mengenai bagaimana mereka harus bekerja secara individu maupun secara tim.
Manfaat budaya kerja yang sehat bagi perusahaan
1. Kesejahteraan pekerja yang berpengaruh pada loyalitas pekerja
Salah satu indikasi sebuah perusahaan memiliki kebiasaan kerja yang sehat pada sebuah perusahaan dapat tercermin dari kesejahteraan pekerjanya. Hal ini dapat meningkatkan sense of belonging seorang pekerja sehingga mereka bekerja dengan sepenuh hati. Ketika berhadapan dengan sebuah hambatan mereka tidak mudah putus asa atau burnout karena kacaunya dinamika tim.
Ketika seorang pekerja memiliki performa yang baik dan merasa nyaman dengan pekerjaannya, kecil kemungkinan untuk resign. Pekerja dapat merasakan bahwa sebuah perusahaan merupakan tempat yang nyaman dan cocok dengan value yang mereka percaya.
2. Turnover rate menurun dan minim masalah hiring
Merekrut pekerja tiap tahunnya semakin kompetitif dan membutuhkan solusi yang berbeda. Sehingga budaya kantor yang menjadi alasan pekerja betah harus dipertahankan sebaik mungkin. Apabila mayoritas pekerja dapat berkembang dan sejahtera, hal ini akan membantu menekan tingkat turnover. Dengan begitu pekerja semakin yakin bahwa tempat kerjanya sekarang dapat diandalkan.
Meskipun perusahaan anda dilanda sebuah fase turnover akibat evolusi tren kerja, budaya kerja yang sehat akan menolong Anda dalam proses rekrutmen. Di mata job seekers, perusahaan Anda akan tetap menarik dan layak menjadi tempat mereka berkarir. Terlebih cara pandang dan antusiasme pekerja berubah tiap tahunnya membuat perusahaan harus terus mengembangkan formula yang tepat untuk membangun sinergi tim yang sehat.
3. Employer branding yang baik
Employer branding merupakan aspek penting dalam rangka perusahaan tampil menarik dimata calon kandidat maupun pekerjanya. Perbedaannya dengan budaya kerja adalah employer branding mengusahakan sebuah prestige dan kemudahan bagi pekerja maupun calon pelamar kerja. Salah satu upaya menciptakan employer branding yang baik adalah dengan memastikan kesejahteraan dan dinamika perusahaan terlindungi. Sehingga banyak orang akan menyematkan sebuah review baik akan sebuah perusahaan tersebut.
4. Operasional yang lebih baik
Bekerja adalah waktu dimana pekerja memberikan setiap usahanya untuk dapat produktif dan mengatasi permasalahan. Dengan budaya kerja yang baik seperti memberikan istirahat kerja yang proporsional, menyediakan layanan kesehatan yang memadai, dan mengadakan sesi evaluasi, resiliensi pekerja lebih terjamin. Hal ini sangat berdampak pada output harian pekerja dalam operasional perusahaan. Pekerja dapat berfungsi jauh lebih baik dalam ekosistem perusahaan yang sehat daripada yang tidak.
Konsekuensi apabila perusahaan tidak membentuk budaya kerja yang sehat
Mengingat bahwa pekerja adalah bagian vital dari perusahaan, ada beberapa konsekuensi apabila perusahaan tidak menjaganya. Para pekerja hanya akan berusaha sekedarnya dan tidak ada semangat untuk mencapai tujuan perusahaan. Terlebih, mereka akan lebih mudah burnout, stres kerja, dan akhirnya resign. Hal tersebut mengarah kepada tingkat turnover yang tinggi dan menimbulkan masalah pada hiring. Pada akhirnya perusahaan anda akan mendapat penilaian kurang baik dari para mantan pekerja Anda sendiri.
Meski begitu tidak ada kata terlambat untuk Anda mulai berbenah untuk kemajuan perusahaan. Setiap langkah perubahan akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bisnis jangka panjang anda.
Budaya kerja yang diminati para pekerja: Work from anywhere
Meski tidak setiap pihak sepakat, namun work from anywhere mendapat minat dari mayoritas pekerja masa kini. Mereka menilai bahwa perusahaan yang menerapkan WFA mengindikasikan perusahaan tersebut tidak hanya relevan tetapi juga fleksibel. Dari sisi perusahaan, fleksibilitas kerja dinilai sangat membantu perusahaan dalam memangkas biaya dan membuka peluang untuk merekrut pekerja tanpa terbatas oleh lokasi. Sehingga muncul narasi bahwa pekerja melihat perusahaan yang terbiasa menerapkan WFA lebih menarik.
Keberadaan coworking space dan serviced office membuat WFA semakin mungkin untuk dilakukan. Sehingga budaya kerja untuk menerapkan WFA dapat Anda mulai dengan bekerja sama dengan Deskimo. Melalui Deskimo, Anda dapat mengajak tim divisi anda untuk menggunakan coworking space dan serviced office secara berkala dengan biaya yang terjangkau. Bagi para pekerja WFA, anda dapat menemukan coworking space terdekat melalui Deskimo dan hanya bayar hot desk sesuai menit penggunaan saja.
Cara untuk membentuk budaya kerja yang sehat tahun 2022
Membentuk kebiasaan ini terkadang memang tidak mudah terlebih jika perusahaan tidak dalam kondisi ideal. Namun ada beberapa cara praktis untuk membentuknya.
- Tentukan tujuan bersama
- Fleksibilitas
- Program untuk penghargaan karyawan
- Prioritaskan rasa saling hormat dan menghargai
- Pertimbangkan feedback pekerja
Semua cara tersebut sangat disarankan untuk dipenuhi mengingat hal tersebut akan menciptakan kejelasan dalam dinamika kerja. Terlebih pekerja dan calon pekerja dapat menilai perusahaan anda lebih baik apabila opini dan nilai mereka dipertimbangkan oleh perusahaan.