Tahukah Anda, toxic workplace atau lingkungan kerja yang tidak ideal itu lebih dari sekadar pekerjaan yang Anda benci?
Tidak semua orang beruntung memiliki tempat kerja yang menyenangkan. Yang dimaksud menyenangkan di sini adalah lingkungan kerja yang mendukung karyawan untuk produktif, menjaga kesehatan mental tetap positif. Contoh tempat kerja yang nyaman adalah dari ruang kerja yang mendukung produktivitas, tim yang suportif satu sama lain hingga leader yang menjalankan perannya dengan baik. Terdengar utopia? Tidak juga. Ada sebagian karyawan yang cukup beruntung memiliki lingkungan kerja ini. Sebagian lainnya mungkin harus menghadapi lingkungan kerja yang toxic, yang biasa disebut toxic workplace.
Tapi, seperti apa toxic workplace itu dan bagaimana mendefinisikannya bukanlah hal yang mudah. Untungnya, ada banyak diskusi dan pembicaraan mengenai situasi tersebut, termasuk ide mengubah tempat kerja menjadi lebih transparan dan inklusif. Selain itu diskusi mengenai toksisitas di dunia kerja juga lebih terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Artinya, para pemimpin dan karyawan kini lebih sadar akan seperti apa lingkungan kerja yang beracun, termasuk cara mengatasinya. Panduan ini akan memberi Anda informasi terbaru mengenai toxic workplace. Mari kita mulai dengan hal yang mendasar.
Apa itu toxic workplace?
Lingkungan kerja yang toxic itu seperti mengulang semua situasi yang tidak menyenangkan tanpa ada jeda. Banyak bentuk untuk menggambarkannya, dari atasan yang pasif-agresif, komentar tidak pantas dari rekan kerja tentang orang yang Anda gantikan, dan masih banyak lagi lainnya. Batasannya berkurang (atau tidak ada).
Singkatnya, tempat kerja seperti ini tidak memberikan keamanan secara psikologis atau rasa nyaman dalam bentuk apa pun. Karyawan juga lebih banyak dibayangi rasa takut untuk berbicara atau memberikan masukan. Imbasnya tentu sangat banyak, di antaranya terhambatnya pertumbuhan hingga kelelahan secara mental.
Jadi, bisa disimpulkan secara umum, toxic workplace environment adalah lingkungan di mana perilaku negatif, seperti manipulasi, intimidasi, membentak, dan sebagainya, bersifat melekat dalam budaya organisasi. Hal ini berakibat pada kurangnya produktivitas, kepercayaan, tingkat stres yang tinggi, pertikaian, dan diskriminasi.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, di toxic workplace, Anda mungkin merasa akan dihukum, dipermalukan, atau ditolak karena berani angkat bicara, sekadar berbagi ide, menyampaikan kekhawatiran atau keberatan, atau tampil sebagai diri Anda sendiri di tempat kerja. Seiring berjalannya waktu, situasi ini bisa menyebabkan kecemasan, depresi atau bahkan kelelahan secara mental dan fisik.
Hal negatif lainnya adalah situasi ini menimbulkan keresahan, semangat kerja yang rendah, pemicu stres yang terus-menerus, hal-hal negatif, penyakit, pergantian pekerja yang tinggi, dan bahkan penindasan. Lebih buruk lagi, toxic workplace juga mempengaruhi kehidupan personal dan rumah tangga Anda. Ambil contoh, percakapan Anda dengan orang-orang terkasih jadi terganggu, berkurangnya waktu tidur yang sangat Anda butuhkan, dan umumnya menyebabkan kekhawatiran dan juga stres.
Bagaimana mendeteksi situasi lingkungan tempat kerja Anda?
Lalu, apakah tempat kerja Anda sekarang bisa dikatakan sebagai tempat yang toxic, atau ini semua hanya perasaan Anda saja? Bagaimana bisa menentukan apakah tempat kerja Anda toxic?
Memang bukan hal yang mudah untuk melakukannya. Mendefinisikan tempat kerja yang tidak sehat juga rumit mengingat ada banyak ciri yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Selain itu, lingkungan yang sama juga bisa memberikan dampak yang berbeda pada orang-orang berdasarkan riwayat pekerjaan, pemicu, dan gaya kerja mereka, serta faktor-faktor lainnya. Namun begitu, ada sejumlah ciri umum. Beberapa di antaranya bisa dilihat di bawah ini!
1. Komunikasi yang buruk
Tahukah Anda kemampuan berkomunikasi menjadi skill yang dibutuhkan untuk bisa mewujudkan organisasi yang sukses? Berkomunikasi sendiri membutuhkan kemampuan untuk mendengarkan (baik sebagai manajer atau karyawan), komunikasi secara verbal, komunikasi secara tertulis dan masih banyak lagi lainnya. Kemampuan berorganisasi yang buruk tentunya mempengaruhi banyak hal. Dari sini, banyak masalah bisa muncul, termasuk tanda-tanda yang akan disebutkan di bawah ini.
Adakah cara menghadapinya? Melakukan perubahan dari diri sendiri bisa menjadi langkah awal. Jangan takut untuk bertanya mengenai detail proyek di mana Anda terlibat di dalamnya, menginformasikan ke tim dengan jelas, hingga mengajak tim untuk berdiskusi secara aktif dan pasif.
2. Keberadaan kelompok-kelompok yang eksklusif
Pernah melihat sekumpulan karyawan yang berada di kelompok-kelompok tertentu di satu institusi atau organisasi, yang banyak menghabiskan waktu mereka dengan kegiatan tidak produktif, seperti bergosip, dan penuh drama? Jika iya, segera hindari kelompok ini, atau terlibat dengan mereka selain urusan pekerjaan. Hanya itu menjadi satu-satunya cara menghadapinya.
3. Kepemimpinan yang buruk juga menjadi penanda toxic workplace
Ada idiom “you don’t leave a job, you leave a bad boss“. Itu hanya menjadi gambaran bahwa peran kepemimpinan seorang leader atau bos bisa sangat menentukan bagaimana organisasi atau institusi perusahaan bekerja secara efektif dan produktif, atau tidak.
Kepemimpinan yang buruk menjadi salah satu tanda tempat kerja yang tidak sehat. Jika memungkinkan, berkomunikasilah mengenai masalah ini dengan HRD atau yang bersangkutan secara langsung, jika memang bos Anda merupakan orang yang bersikap terbuka dan bisa diajak bicara. Pasalnya, faktor kepemimpinan sangat penting untuk menentukan bagaimana sistem bisa bekerja dengan baik dan produktif.
4. Karyawan tidak memiliki motivasi
Anda tidak seharusnya menilai hasil kerja dengan kualitas orang yang mengerjakannya dan orang yang ada di sekitarnya. Akan tetapi, ketika Anda berada di lingkungan kerja yang dipenuhi dengan karyawan yang tidak lagi memiliki motivasi kerja, hal itu akan membebani dan menghambat Anda untuk berkembang.
Masalah ini hanya bisa dihadapi jika Anda berada di posisi sebagai leader. Jika situasinya tidak demikian, maka akan sulit untuk Anda tumbuh dan berkembang.
5. Dalam lingkungan toxic workplace, pergantian karyawan relatif tinggi
Jika Anda memperhatikan bahwa ada tingkat pergantian karyawan yang relatif tinggi dalam periode tertentu, ada peluang bahwa lingkungan kerja di tempat tersebut tidak bisa dikatakan sehat. Tingginya tingkat pergantian karyawan berarti ada tanda disorganisasi, kurangnya arahan dan komunikasi yang baik, kepemimpinan yang buruk atau minimnya peluang untuk promosi.
6. Work-life harmony tidak terpenuhi
Melihat karyawan di suatu perusahaan seakan hanya memiliki kehidupan hanya pada pekerjaannya, bahkan di akhir pekan? Well, bisa jadi yang bersangkutan sedang berkubang dalam toxic workplace. Apalagi jika yang bersangkutan sampai mengalami burnout alias kelelahan secara mental dan fisik.
Work-life harmony menjadi hal yang penting untuk bisa bertahan hidup. Karenanya, jika pekerjaan mengharuskan Anda bisa dihubungi di setiap saat, maka lingkungan kerja Anda bukanlah lingkungan kerja yang sehat. Jika situasi ini tidak bisa diatasi, mungkin pekerjaan ini bukan hal ideal untuk Anda.
Baca juga: Menemukan Work Life Harmony Di Zaman Now
Bagaimana menghadapi lingkungan kerja yang tidak sehat?
Sedikit banyak, Anda memiliki gambaran seperti apa lingkungan tempat kerja yang tidak sehat. Setelahnya, Anda bisa mengambil keputusan dan langkah untuk menghadapinya. Di bawah ini ada beberapa tips untuk menghadapi, atau bahkan meninggalkan tempat kerja yang tidak sehat.
Yang pertama adalah dengan mempertimbangkan opsi yang Anda miliki. Secara umum, ada dua pilihan untuk Anda, bertahan dan menghadapi lingkungan kerja yang toxic, atau pergi. Mengambil keputusan akan hal ini bukan hal mudah, mempertimbangkan sejumlah aspek, di antaranya faktor finansial. Namun, Anda bisa menawarkan sesuatu yang brilian, seperti bekerja secara remote. Dengan begitu, Anda tidak secara langsung terkoneksi dengan lingkungan kerja yang tidak sehat, namun bisa tetap produktif karena bekerja bersama individu lain yang kreatif.
Cara lain adalah dengan mengidentifikasi masalah utama di tempat tersebut, apa yang menjadikannya sebagai tempat kerja yang toxic. Menghadapinya secara langsung dengan cara yang elegan bisa meminimalkan berkembangnya masalah tersebut. Anda juga bisa meminta dukungan dari mereka yang bisa dipercaya untuk menghadapi hal ini.
Namun, dari semua opsi yang Anda, bersiap untuk pergi dari tempat kerja yang tidak sehat itu juga bisa menjadi pertimbangan. Ada batasan yang harus ditetapkan, demi kondisi work-life harmony yang ideal.